Connect with us

SukaSinema

Bukan Hanya Twilight, Ini Dia 7 Film Yang Menunjukkan Kualitas Robert Pattinson

Film

Bukan Hanya Twilight, Ini Dia 7 Film Yang Menunjukkan Kualitas Robert Pattinson

Bukan Hanya Twilight, Ini Dia 7 Film Yang Menunjukkan Kualitas Robert Pattinson

Beberapa hari yang lalu, internet digemparkan oleh kabar bahwa Robert Pattinson akan memerankan Batman. Sang aktor digadang-gadang akan menggantikan Ben Affleck dalam film The Batman karya Matt Reeves.

Opini yang muncul atas kabar tersebut berbeda-beda, seperti biasanya di dunia daring. Namun ada juga banyak orang yang memuji pemilihan pemain tersebut, terutama orang yang telah mengawasi perkembangan Robert Pattinson di dunia perfilman. Selama ini, sang aktor telah bermain dalam beberapa film yang beragam dan unik. Namun tetap saja ada orang yang menganggap pemilihan sang aktor konyol karena pernah berperan sebagai vampir, Edward Cullen, di The Twilight Saga.

Sejak berakhirnya The Twilight Saga, Robert Pattinson telah mengubah citranya di dunia perfilman. Ia sekarang telah menjadi aktor muda berbakat dan dinamis yang penuh dengan kedalaman karakter dan rentangan jenis karakter yang beragam. Berikut ini adalah beberapa film yang dapat membuktikan hal tersebut.

Good Time

Dalam film drama kriminal, Good Time, Robert Pattinson berperan sebagai Connie Nikas. Ia adalah seorang pencuri bank yang gagal melakukan pencurian dengan saudaranya yang memiliki masalah mental. Ia pun mengambil tindakan yang drastis dan ekstrim ketika saudaranya ditangkap polisi. Ini adalah jenis peran yang akan membuat penonton merasakan apa yang dirasakan tokoh utamanya. Memaksa para penonton untuk melalui situasi-situasi yang menekan berturut-turut saat mengikuti karakter ini keluar masuk masalah yang ia buat sendiri.

Ini adalah sebuah film yang memerlukan investasi total dalam karakter utamanya. Seorang yang abu-abu dalam hal moral yang pada akhirnya membuat kehidupan orang lain dalam bahaya hanya untuk keselamatan diri sendiri. Seperti yang dapat diduga, judul Good Time justru mengecoh. Dengan gaya seperti kisah kriminal di New York pada tahun ’70-an, Robert Pattinson ditunjukkan penuh potensi dalam film ini. Ia dapat memiliki intensitas emosional yang begitu kuat seperti Al Pacino dan Robert De Niro.

High Life

Film kedua adalah karya sutradara Claire Denis yang menuntut banyak dan rumit. Sebuah film fiksi ilmiah berjudul High Life di mana Robert Pattinson memerankan Monte. Seorang mantan kriminal yang tinggal di mesin luar angkasa terbengkalai bersama bayinya. Ia tengah berusaha untuk kembali ke peradaban dari tengah-tengah kegelapan alam semesta.

Film ini adalah komentar yang gelap dan mengganggu yang dituju pada sifat alami kemanusiaan. Bukan sebuah film yang dapat diakses ataupun dimengerti oleh semua orang, dapat dibilang film ini justru dapat dirilis berkat ketenaran Robert Pattinson sendiri.

The Lost City of Z

Dalam film The Lost City of Z besutan James Gray, Robert Pattinson berubah sebagai Korporal Henry Costin, sebuah pilihan yang jarang terjadi. Sebuah performa yang kurang disorot yang memperlihatkan bakatnya untuk memberikan banyak hal dengan sedikit berbicara. Dalam sebuah kisah mengenai penjelajah Inggris yang tengah mencari kota yang hilang yang bahwa mungkin tidak ada. Henry Costin terjebak di dalam penjelajahan yang berbahaya dan kemungkinan tidak ada hasilnya ini. Lalu sama seperti karakter yang ia perankan, ia harus berkomitmen pada perannya.

Sang aktor sampai menurunkan berat badannya hingga 15 kilogram untuk peran ini. Ini membuktikan bahwa sang aktor rela mengubah bentuk badan dan berat badannya hanya untuk sebuah peran. Hal tersebut jelas sesuatu yang wajib jika ia akan memerankan Batman dan menjadi sedikit lebih berotot.

Damsel

Sebagian besar pilihan filmnya, Robert Pattinson memilih untuk bekerja dalam film drama yang serius. Ia juga lebih sering memerankan karakter yang misterius dan dingin. Namun sang aktor juga telah membuktikan bahwa ia cukup berbakat dalam hal komedi. Hal tersebut dapat dilihat dalam film komedi absurd, Damsel. Dalam peran Samuel Alabaster, seorang pria yang tergila-gila dengan seorang gadis dan rela berpetualang agar dapat bertemu dengannya lagi. Robert Pattinson memerankan seorang pria yang menyedihkan dengan rasa kepentingan diri yang berlebihan.

Sebagai sebuah kritik terhadap maskulinitas toksik, peran ini bertujuan untuk memutarbalikkan ekspektasi dan bermain melawan stereotip. Terutama dalam genre yang sering menggunakan kisah pria jagoan menjadi pahlawan dan mendapatkan perempuannya.

The Rover

Dalam drama distopia Australia, The Rover, Robert Pattinson memiliki tugas yang tidak sederhana. Ia harus beradu akting di sebelah Guy Pearce untuk sepanjang film ini. Ditambah lagi, orang-orang masih belum menganggap dirinya serius sebagai seorang aktor. Dalam film ini, Robert Pattinson berkesempatan untuk membuktikan bakatnya sebagai Rey, sang pengelana dungu.

Dalam sebuah film yang didefinisikan oleh pikiran yang kelas mengenai kekosongan kehidupan setelah kemanusiaan lenyap, performa Robert Pattinson penuh dengan kehidupan. Ia berhasil menangkap berbagai macam gerak gerik yang memperlihatkan betapa detilnya sang aktor dalam memerankan sebuah karakter.

The Childhood of a Leader

Dalam film pertama sutradara Brady Corbet, The Childhood of a Leader, Robert Pattinson sebenarnya tidak berada tepat di bawah sorotan. Ia justru memerankan Charles Marker, kawan dari sebuah keluarga kaya raya yang sedang berada di atas ketidakstabilan. Film ini menunjukkan kebangkitan seorang sosiopat diplomatis sejak masa mudanya. Lalu performa sang aktor yang penuh kesedihan dan emosional adalah pertunjukan kemanusiaan yang jarang terlihat ketika hal semacam itu biasanya termakan oleh waktu durasi.

Lalu kemanusiaan tersebut hilang ketika filmnya membangun jalan untuk performa ganda oleh Robert Pattinson di akhir film. Sebuah performa yang sangat membuat bulu bergidik.

Cosmopolis

Dibuat berdasarkan novel dengan judul yang sama karya Don DeLillo, Cosmopolis bukanlah film Robert Pattinson yang cukup dikenal khalayak. Film ini juga mendapatkan beragam respon dari para penonton dan kritik. Beberapa orang juga melihat film ini sebagai salah satu karya besutan David Cronenberg yang tidak terlalu bagus. Meskipun begitu, film ini menunjukkan Robert Pattinson dalam performa yang paling menunjukkan bahwa ia dapat memerankan Bruce Wayne.

Robert Pattinson memerankan Eric Parker dalam film ini, seorang milyuner 28 tahun yang berkeliling Manhattan tanpa tujuan atau arah yang pasti. Ia tengah mencari arti dari kehidupan dari orang lain. Cosmopolis menunjukkan perubahan Robert Pattinson, baik untuk karakternya juga untuk sang aktor sendiri. Ketika Eric Parker tiba di titik penghancuran diri, terbutakan oleh kekayaan dan tidak memiliki moral, keinginan untuk mengubah kehidupannya secara drastis mulai membuatnya tidak kuat.

Energi tersebut digunakan untuk hal-hal yang buruk di dalam film ini. Namun hal tersebut bisa juga dilihat sebagai ajakan untuk harapan atau perubahan dalam sebuah kota yang akan hancur dan dipenuhi dengan penjahat korup dan kejahatan yang mewabah. Melalui tatapan matanya yang menginginkan perubahan, Cosmopolis mungkin tidak terlihat seperti film yang dapat menunjukkan seorang aktor sebaiknya memerankan superhero. Namun, justru perannya sendiri yang membuat pemilihan aktornya terasa tepat dan masuk akal.

Continue Reading

More in Film

To Top