Connect with us

SukaSinema

Film ‘Dua Garis Biru’ Sempat Menuaikan Berbagai Kontroversi

Film

Film ‘Dua Garis Biru’ Sempat Menuaikan Berbagai Kontroversi

Film ‘Dua Garis Biru’ Sempat Menuaikan Berbagai Kontroversi

Film Dua Garis Biru sudah mulai tayang di seluruh bioskop Indonesia sejak beberapa hari yang lalu. Film ini dibintangi oleh Zara JKT48 dan Angga Yunanda yang berperan sebagai sepasang kekasih remaja. Film ini memang sudah lama menjadi bahan omongan para pecinta film Indonesia. Lantaran, film ini mengangkat sebuah kisah mengenai kehamilan remaja yang tidak diinginkan. Maka tidak heran jika sejak sebelum film ini dirilis, terdapat banyak kontroversi yang menyelimutinya.

Beberapa orang sempat menuduh bahwa Dua Garis Biru memiliki banyak kemiripan dengan film Jenny dari Korea dan Juno yang juga berkisah tentang kehamilan remaja. Namun jelas bahwa film ini akan berbeda karena melihat dari latar belakang sosial Indonesia yang cukup berbeda juga. Meski begitu, Dua Garis Biru tetap dianggap sebagai konten yang negatif oleh mereka yang sudah anti sejak awal. Untungnya, sekarang setelah film ini dirilis, muncul berbagai macam pujian dari kalangan sineas dan penggemar film Indonesia.

Perjalanan Dua Garis Biru memang tidak mudah. Sejak awal diumumkan bahwa film ini akan dirilis, sudah langsung muncul berbagai macam respon yang kontroversial. Terutama yang dipermasalahkan adalah kisah kehamilan remaja yang akan diangkat dalam film ini. Tidak hanya itu, bahkan terdapat sebuah petisi di situs change.org yang berusaha untuk menolak perilisan film ini. Petisi itupun diberikan judul “Jangan Loloskan Film yang Menjerumuskan! Cegah Dua Garis Biru di Luar Nikah!”. Meski begitu, untungnya petisi tersebut akhirnya dibatalkan sebelum film tersebut bahkan dirilis.

“Mohon maaf atas ketidaknyamanan akibat kesalahpahaman terhadap petisi kami,” tulis sang pembuat petisi saat membatalkannya. “Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan akibat petisi kami yang disalahartikan, kami memutuskan untuk menghapus petisi. Mari menjunjung tinggi etika dalam bermedia sosial.”

Bukan hanya reaksi dari luar, namun film ini juga sempat mendapat perubahan internal. Sebelumnya, karakter utama film ini diberikan nama Keke dan Aran. Akan tetapi, sang sutradara Gina S. Noer memutuskan untuk menggantinya menjadi Dara dan Bima. Sang sutradara pun memiliki alasan tersendiri atas keputusan perubahan tersebut.

“Cerita ini sudah saya pikirkan selama 8 tahun, tapi draf pertama saya kerjakan hanya 2 hari,” jelas sang sutradara perempuan ini. “Nama diganti agar ada makna filosofi. Bima dalam dunia pewayangan punya fisik kuat, tapi lembut hati. Dara terinspirasi dari lagu ‘dara muda daranya para remaja ha-ha-ha!’”

Setelah dirilis, film ini mendapatkan banyak reaksi positif dari para penonton. Bahkan, tidak sedikit para penonton yang dibuat haru hingga menangis ketika menyaksikannya. Bukan hanya para penonton, namun aktor film ini pun juga dibuat menangis saat sedang syuting. Dwi Sasono yang berperan sebagai ayah Dara sempat tak bisa menahan air mata juga amarahnya dalam adegan di UKS sekolah.

“Itu sebabnya saat syuting di UKS sekolah, tangis saya pecah,” ungkap sang aktor. “Saat itu pengin rasanya memukuli Angga Yunanda. Saya sudah menganggap Zara seperti anak sendiri.”

Continue Reading

More in Film

To Top