Connect with us

SukaSinema

Inilah Dia 6 Film Marvel Cinematic Universe Terbaik Sejauh Ini

Film

Inilah Dia 6 Film Marvel Cinematic Universe Terbaik Sejauh Ini

Inilah Dia 6 Film Marvel Cinematic Universe Terbaik Sejauh Ini

Marvel Cinematic Universe telah menjadi dunia superhero komik yang paling besar di industry perfilman. Tidak hanya menarik minat para penggemar komik, namun MCU juga telah berhasil mengubah orang-orang yang sebelumnya tidak pernah membaca komik sama sekali menjadi tergila-gila dengan dunia superhero Marvel.

Sejak dibuatnya film Iron Man, MCU telah berkembang pesat hingga sekarang dengan belasan film. Meskipun seluruh film Marvel Studios dapat dibilang tidak memiliki cela, berikut ini adalah daftar 6 film Marvel Cinematic Universe yang terbaik sejauh ini.

Avengers: Infinity War (2018)

Dengan takdir dunia, alam semesta, dan galaksi berada di ujung tanduk, rasanya mungkin sulit untuk mendapatkan perspektif saat menonton film MCU. Terutama ketika studio ini dengan baik dapat menyeimbangkan laga yang luar biasa dan candaan sekilas. Tidak semua film MCU dapat berjalan dengan baik dalam mengadu pahlawannya dengan penjahat.

Akan tetapi semua itu tidak perlu ditakutkan dalam Avengers: Infinity War. Thanos adalah alien penjahat yang telah menghabiskan waktunya mengarungi galaksi untuk mengumpulkan Infinity Stones. Ia bertujuan untuk menghapus setengah kehidupan di alam semesta agar tercipta keseimbangan. Tujuan tersebut rasanya cukup keji untuk mendorong pertarungan terhebat sepanjang masa yang ditunggu oleh para penggemar Marvel.

Para penulis naskah, Christopher Markus dan Stephen McFeely dengan baik memberikan landasan yang kuat untuk karakter Thanos dan kekejiannya. Ia hanya ingin mengembalikan keseimbangan di dunia yang terlalu penuh dengan ketidakadilan. Selain itu, mereka juga menambahkan drama Ayah dan anak antaranya dengan Gamora.

Mungkin rasanya tetap seperti ada terlalu banyak aspek untuk dihabiskan dalam satu film. Untuk beberapa kritik pun, Infinity War dirasa seperti penyatuan puzzle yang dilakukan secara terburu-buru, hanya untuk meraih jurang yang hanya bisa diselesaikan pada film selanjutnya.

Akan tetapi, di sisi lain, Marvel telah berhasil menyatukan belasan karakter superhero dalam satu film besar ini. Sebuah pencapaian yang jelas bukan hal kecil. Selama 10 tahun Marvel Cinematic Universe berjalan, semuanya menuju pada titik kisah ini. Dan mereka telah berhasil menyampaikannya kepada penonton.

Ant-Man And The Wasp (2018)

Setelah membuka dunianya dengan film Iron Man yang dapat dianggap memiliki resiko lebih rendah, Marvel Cinematic Universe perlahan mulai memberanikan dirinya untuk sesuatu yang lebih besar. Bukan hanya dari segi perfilman, namun juga dari segi penjahat yang harus dilawan oleh para karakter superhero. Namun pertarungan di angkasa bisa terasa terlalu melelahkan dan berulang. Oleh karena itu, diperlukan adanya kisah di Bumi yang bisa memperlihatkan kehidupan yang lebih “normal”.

Untungnya, franchise Ant-Man telah hadir untuk mengisi kekosongan tersebut. Itulah mengapa rasanya tepat untuk mengeluarkan Ant-Man and The Wasp setelah lelahnya berkeliling alam semesta dalam Avengers: Infinity War.

Kali ini, Scott Lang telah menjadi tahanan rumah karena perannya di Captain America: Civil War yang melawan Sokovia Accords. Keadaannya cukup merugikan karena Hope van Dyne dan Hank Pym membutuhkan bantuannya untuk menyelamatkan Ibunda Hope, Janet dari Quantum Realm. Ditambah dengan kemunculan Ghost dan Sonny Burch, rasanya sudah ada cukup kisah untuk membuat beberapa film. Ajaibnya, sang sutradara Peyton Reed berhasil menjahit itu semua menjadi satu film yang sukses menghibur.

Guardians Of The Galaxy (2014)

Membutuhkan waktu yang lama, dan pendapatan bioskop yang banyak, hingga Marvel akhirnya berani keluar dari anggapan bahwa mereka hanya bisa membuat film dengan satu superhero. Mereka pun harus memilih karakter-karakter yang sudah dikenal untuk dimasukan ke dalam bentuk kelompok superhero semacam itu. Berkali-kali para kritikus film tidak yakin bahwa penonton pada umumnya akan tertarik melihat karakter-karakter “jadul” seperti Captain America, Thor, dan Iron mengisi layar lebar kembali.

Semua itu berubah ketika Guardians of the Galaxy tiba di layar lebar pada tahun 2014. Sebuah gebrakan yang sangat baru dan berani dari Marvel karena memperkenalkan sekelompok superhero angkasa yang terdiri dari alien yang terlihat seperti pohon dan rakun.

Tentu saja, sang sutradara James Gunn juga telah bekerja dengan sangat baik dalam merangkai film ini. Dimulai dari pemilihan music yang dijadikan landasan karakter Peter Quill, hingga pemilihan pemain papan atas yang terdiri dari Chris Pratt, Zoe Saldana, Dave Bautista, Bradley Cooper, dan Vin Diesel.

Seperti film Marvel pada umumnya, Guardians of the Galaxy penuh dengan pertarungan angkasa yang hebat dan lelucon yang membuat penonton terbahak-bahak. Namun tanpa disangka, film satu ini juga memiliki banyak perasaan di dalamnya yang dapat membuat penontonnya meneteskan air mata.

Captain America: Civil War (2016)

Komik dibuat atas premis konflik antara pahlawan yang baik dengan para penjahat yang tidak pernah ada akhirnya. Akan tetapi, apa jadinya jika ternyata konflik justru terjadi di antara para pahlawan? Jawabannya berada pada Captain America: Civil War.

Dengan Captain America: The Winter Soldier dan Avengers: Age of Ultron, Marvel telah menaruh bibit-bibit yang bisa menjadi konflik besar antara para pahlawan super di Bumi. Captain America dan Tony Stark menemukan diri mereka bertentangan dengan satu sama lain dikarenakan perbedaan ideologinya. Perbedaan pendapat mereka muncul ketika pemerintah ingin menaruh peraturan untuk mengatur para pahlawan super yang mulai bermunculan.

Jelas saja film Marvel satu ini memiliki banyak subteks sosial-politik yang berada dalam temanya. Namun ini tetap sebuah film Marvel yang memiliki laga keren dan candaan cekatan. Bahkan bagi beberapa kritikus film, Captain America: Civil War adalah salah satu film terbaik Marvel yang memiliki kedalaman subteks lebih kental daripada biasanya.

Thor: Ragnarok (2017)

Selama ini Thor telah menjadi kambing hitam dalam Marvel Cinematic Universe. Jika dilihat pun, film keduanya, Thor: The Dark World, memiliki rating yang rendah di RottenTomatoes. Sejak awal, pendekatan yang dilakukan untuk adaptasi karakter Thor adalah sebagai seorang Dewa yang bijaksana dan serius. Namun ternyata rahasia untuk membuat karakter ini lebih sukses adalah dengan merangkul kekonyolan karakter tersebut.

Sang sutradara, Taika Waititi, terjun bebas ke dalam dunia komedi untuk mengadaptasi Thor dalam film garapannya, Thor: Ragnarok. Ia mengambil pendekatan yang lebih lepas, santai, dan penuh dengan candaan dalam dialognya. Semua warna warni yang ia tampilkan di layar lebar seperti mengalihkan para penonton dari kisah yang bisa saja dibuat terlalu kelam jika Thor tetap dibuat sebagai Dewa yang 100% serius.

Dalam Thor: Ragnarok, Thor harus melalui pembinasaannya dari Asgard, dipenjara, dimutilasi, dan kehilangan Ayahandanya. Itu tidak terdengar seperti sebuah kisah yang memiliki celah untuk komedi, namun Taika Waititi berhasil membuat film ini menjadi salah satu film Marvel paling lucu setelah Guardians of the Galaxy, atau mungkin setara.

Black Panther (2018)

Marvel Cinematic Universe menghabiskan setengah dekade pertamanya melewati ekspektasi yang ada dengan mengadopsi karakter superhero yang dianggap sudah terlalu biasa seperti Iron Man, Captain America, dan Thor. Namun setelah melewati itu semua, Marvel masih harus menghadapi ekspektasi paling berat dan paling tinggi selama ini dalam mengadopsi Black Panther ke layar lebar.

Untungnya, Marvel Studios bertindak benar dengan tidak mengambil jalan yang lebih aman. Mereka memilih Ryan Coogler dan mempercayainya untuk menciptakan sebuah film yang bisa memperkenalkan karakter Black Panther dengan mendalam ditambah dengan aspek sosial-politik dan budaya. Misi tersebut ternyata sangat berhasil. Dengan pemain luar biasa seperti Chadwick Boseman yang didukung oleh para aktor dan aktris tingkat atas seperti Angela Bassett, Forest Whitaker, Lupita Nyong’o, dan Michael B. Jordan.

Continue Reading

More in Film

To Top