Connect with us

SukaSinema

Sinematografer ‘1917’ Angkat Bicara Mengenai Pengambilan Gambar Berlanjut

Film

Sinematografer ‘1917’ Angkat Bicara Mengenai Pengambilan Gambar Berlanjut

Sinematografer ‘1917’ Angkat Bicara Mengenai Pengambilan Gambar Berlanjut

Sebelum tahun ini berakhir, para penikmat film akan dipindahkan ke Perang Dunia Pertama melalui film Sam Mendes yang berjudul 1917. Film ini akan dirilis di beberapa bioskop di Amerika pada hari Natal sebelum dirilis untuk umum di bulan Januari. Akan tetapi, ini bukan film peperangan biasa pada umumnya. Kali ini, para penonton akan memasuki dunia Perang Dunia Pertama selama lebih dari dua jam di dalam film yang dibuat tidak memiliki potongan.

Seluruh film ini akan berjalan seperti melakukan pengambilan gambar sekali jalan tanpa henti dengan para karakter dan kamera yang terus bergerak. Pengambilan gambarnya menjelajahi lokasi yang besar selama dua setengah jam. Meskipun sinematografer Roger Deakins telah memiliki pengalaman luar biasa selama bertahun-tahun bekerja, menjalankan visi satu pengambilan gambar ini bukanlah hal yang mudah.

“Tantangan terbesarnya adalah mengatur kameranya terhubung dengan para karakter,” ujar Roger Deakins dalam sebuah wawancara bersama Comicbook.com. “Sehingga berada di tempat yang tepat untuk mengisahkannya, untuk mendapatkan reaksi yang tepat, melihat adegannya, melihat sekeliling. Jadi itu seperti tarian yang besar. Selalu seperti itu. Film apapun yang Anda buat, Anda bertanya, ingin membuat ini lebar di bagian mana? Apakah kita perlu melihat reaksinya? Apa sudut yang terbaik? Namun jelas saja semua hal itu harus berjalan seperti satu kesatuan di sini. Maka sangat bergantung pada Sam untuk mengatur aksinya. Lalu kami mengatur kameranya dengan cara yang hampir seperti balet, melengkapi satu sama lain.”

Naskah 1917 yang ditulis oleh Sam Mendes dan Krysty Wilson-Cairns telah memperingati semua orang mengenai pendekatan satu pengambilan gambar. Peringatan tersebut berada di halaman sampulnya sehingga semua orang langsung tahu apa yang ada di hadapannya. Akan tetapi, selebihnya, tanggung jawab jatuh pada Sam Mendes dan Roger Deakins melalui proses yang menantang, kreatif, dan kolaboratif.

“Itulah keseluruhan proses kami, saya dan Sam. Dimulai dengan membuat storyboard, membuat gambaran,” ujar Roger Deakins. “Lalu kemudian bermain-main dengan idenya. Lalu kemudian bekerja sama dengan para aktor dan melatihnya bersama mereka dan melihat, jika kami ke sana dan mereka ke sana…”

Film ini sendiri akan berjalan selama dua jam lebih tanpa henti. Namun produksinya justru mengambil beberapa potongan adegan yang disatukan hingga memberikan ilusi bahwa semuanya terjadi secara berturut-turut. Tentu saja, beberapa adegan memiliki durasi yang lebih panjang daripada biasanya.

“Sepertinya yang paling lama adalah delapan setengah menit,” ingat Roger Deakins. “Lalu masalah dalam melakukan sesuatu sepanjang itu adalah jelas saja banyak koreografi yang rumit. Lalu kemudian adegan panjangnya berlangsung, jika saya mengendalikan sistem stabilizer jarak jauh. Saya duduk di sana dan Andy Harris duduk di sana lalu kami semua berpikir… Anda mendekati akhirannya dan berpikir, jika ada yang membuat kesalahan, maka tujuh setengah menit itu harus diulang lagi. Lalu mungkin ada ledakan! Maka tekanannya bertambah dengan durasi adegannya. Itu menarik.”

Continue Reading

More in Film

To Top