Connect with us

SukaSinema

‘The Hate U Give’, Memvisualisasikan Dua Dunia Seorang Anak Remaja

Film

‘The Hate U Give’, Memvisualisasikan Dua Dunia Seorang Anak Remaja

‘The Hate U Give’, Memvisualisasikan Dua Dunia Seorang Anak Remaja

Dalam film The Hate U Give yang disutradarai oleh George Tillman, berkisah tentang seorang remaja yang terjebak dalam dua dunia. Starr Carter harus beradaptasi dengan dua lingkungan yang berbeda, lingkungan rumahnya yang merupakan lingkungan orang kulit hitam namun penuh kekerasan di Garden Heights, dan lingkungan sekolahnya yang mayoritas orang kulit putih di Williamson School. Ia harus dapat mengadaptasi diri, baik dalam segi penampilan maupun perilaku untuk dapat masuk dalam kedua lingkungan tersebut.

Bagi sang sinematografer asal Romania, Mihai Malaimare Jr., ia ingin memperlihatkan secara jelas perbedaan kedua dunia tersebut secara visual. Ia ingin memisahkannya sebelum akhirnya bersatu ketika Starr Carter menyaksikan seorang polisi berkulit putih menembak kawannya, dan menjadi seorang aktivis yang terinspirasi Black Lives Matter.

“Salah satu diskusi awal saya dengan George (Tillman) ada membuat dua dunia ini sebeda mungkin. Dan rasanya tepat untuk membuat sekolah swastanya bernada dingin dan memberikan lingkungan perumahan Garden Heights warna yang lebih hangat,” ujar Mihai Malaimare dalam salah satu wawancaranya bersama Indiewire. “Kami terbantu dengan lokasinya, karena kebanyakan sekolah yang kami lihat memiliki penampilan yang sama: banyak rerumputan di luar dan loker biru. Kemudian rumah yang kami cari (untuk kediaman keluarga Carter) memiliki gorden jingga dan merah dan itu menyaring cahaya matahari begitu bagus dan menghasilkan warna yang hangat.”

Pergerakan dan Penggunaan Kamera Yang Sesuai

“Lalu kami membuat peraturan yang menurut saya bekerja sangat baik. Kami sadar bahwa ini sangat mengenai karakter Starr yang mengitari dua dunia sehingga pergerakan kameranya harus bergantung pada emosinya… kamera yang dipegang tangan atau menggunakan kamera diam.”

Pada pembukaannya yang sangat menyentuh, ketika Ayah Starr, Maverick yang diperankan oleh Russell Hornsby berbicara serius pada anaknya. Ia mengajari anaknya untuk menaruh kedua tangan di dasbor mobil jika diberhentikan oleh polisi. Hal ini tidak terjadi di awal buku yang diadaptasi karya Angie Thomas, namun George Tillman sebagai sutradara menyadari bahwa ini adegan yang bisa membangun dramatisasi lebih baik.

Selanjutnya pada sebuah adegan pesta, di mana Starr bertemu kembali dengan kawannya semasa kecil, Khalil, yang diambil dengan pencahayaan merah agar semua orang di latar terlihat bergerak perlahan. “Setelah pesta, kita berdiam di dalam mobil bersama Starr dan Khalil, dan itu diambil dari perspektif Starr,” ujar Malaimare Jr.. Sang sinematografer menggunakan kamera tangan dan kamera dasbor mobil saat pengambilan gambar bagian tersebut agar lebih realis.

“Kami (pada kamera) tidak ingin melihat polisinya langsung dan kami tidak keluar dari mobil kecuali Starr keluar. Itu berjalan sangat bagus dengan cara skenarionya telah ditulis, ditambah dengan adegan di dalam mobil yang ada tepat sebelumnya. Percikan rasa di antara mereka sempurna. Pergerakan kamera didikte olehnya. Ini memberikan kebebasan pada Amandla untuk melakukan apa yang ia rasa tepat untuk saat itu.”

Sebuah adegan pemberontakan dengan ratusan figuran diambil dalam waktu lebih dari empat hari dengan tiga kamera tangan yang membuatnya terlihat lebih realistis lagi dengan kamera siaran dan kamera ponsel. Dalam hal berbeda, sebuah adegan konfrontasi mengenai profil kriminal berdasarkan ras antara Starr dan pamannya, Carlos yang merupakan seorang polisi, diambil dengan warna yang netral. “Menurut saya itu tepat karena Carlos masih termasuk keluarga namun itu ada di antara kedua dunia ini,” ujar Malaimare.

Tantangan Ketika Melakukan Syuting Ulang

Namun setelah proses syuting utama sudah selesai, ternyata mereka harus melakukan syuting ulang dalam adegan Starr bersama kekasih berkulit putihnya, Chris. Hal ini dilakukan setelah K.J. Apa menggantikan Kian Lawley yang dipecat karena memposting panggilan rasis di media sosialnya. “Ketika kami melakukan syuting ulang, saya berusaha untuk menjadi sepositif mungkin, dan berpikir bagaimana saya bisa melakukannya lebih baik lagi?,” ucap Malaimare.

“Saya berbincang dengan George dan kami menyadari bahwa kami menyukai semua yang telah dilakukan sebelumnya. Kami berusaha untuk membuat semuanya sesama mungkin; kami tidak ingin menaruh performa sang aktor dalam bahaya.”

Adegan pertama yang mereka ambil adalah di lorong sekolah swastanya di sebelah loker Starr, ketika Chris meminta maaf karena secara tidak sengaja tidak sensitif mengenai masalah ras. “Menurut saya, seluruh percikannya berubah dan itu lebih baik,” ujar Malaimare. “Ada sebuah kisah cinta di sana dan Anda (sebagai penonton) pasti merasakannya juga.”

Film The Hate U Give dibintangi oleh bintang muda Amandla Stenberg yang dibantu oleh Regina Hall, Russell Hornsby, KJ Apa, Algee Smith, Lamar Johnson, Issa Rae, dan Sabrina Carpenter. Selain itu ada aktor yang sudah terkenal juga seperti Common dan Anthony Mackie yang bermain bersamanya. Film ini pertama kali ditayangkan pada Toronto International Film Festival dan digadang-gadang bisa mendapatkan nominasi Oscar karena kisahnya yang kontroversial dan penting untuk menggambarkan keadaan di Amerika Serikat saat ini.

Continue Reading

More in Film

To Top