Connect with us

SukaSinema

7 Film Rekomendasi Sejenis Film Horror ‘Midsommar’

Film

7 Film Rekomendasi Sejenis Film Horror ‘Midsommar’

7 Film Rekomendasi Sejenis Film Horror ‘Midsommar’

Di bulan ini, para penggemar horror telah melihat film-film baru dalam franchise terkenal dengan film Child’s Play dan Annabelle Comes Home. Kedua film itu lumayan cukup memenuhi keinginan para penggemar film horor. Meski begitu, kedua film tersebut masih mendapatkan ulasan yang beragam dan tidak semuanya positif. Untungnya, selain kedua film itu, para penonton juga akan dapat menyaksikan Midsommar di pertengahan tahun ini.

Midsommar memiliki genre film yang lebih ambisius dibandingkan dua film horror lainnya yang juga tayang di pertengahan tahun ini. Hampir semua kritikus film memuji film ini atas elemen-elemen horornya yang begitu ditonjolkan. Film ini juga memiliki banyak teror psikologis dan emosional, pantas untuk dipuji walau tidak sampai segerombolan penonton yang menyerbunya. Untuk Anda yang tertarik menonton Midsommar dan ingin menonton film-film lain yang serupa, daftar film ini cocok untuk Anda.

Midsommar adalah film kedua dari sutradara sekaligus penulis naskah, Ari Aster. Berkisah tentang anak kuliah (Jack Reynor) yang ingin putus dari kekasihnya (Florence Pugh). Akan tetapi, ia harus menahan keinginannya tersebut karena tragedi pribadi yang dialami kekasihnya. Hal ini terjadi ketika keduanya akan mendatangi sebuah festival selama sembilan hari, yang hanya dirayakan setiap 90 tahun. Sebuah perayaan Swedia yang penuh kasih sayang dan kebahagiaan, namun memiliki akhir yang mengerikan.

Hereditary (2018)

Ketika Ellen, nenek dari keluarga Graham, meninggal, keluarga anak perempuannya mulai mengungkapkan rahasia-rahasia mengerikan mengenai keturunan mereka. Semakin banyak yang mereka ungkapkan, semakin mereka berusaha kabur dari takdir mengerikan yang telah diturunkan oleh sang mendiang. Film ini adalah film panjang pertama dari Ari Aster. Sang sutradar berhasil memberikan mimpi buruk kekacauan sebuah keluarga yang memperlihatkan presisi dan bakatnya. Ia mengubah tragedi keluarga menjadi sesuatu yang diam-diam mematikan dan sangat mengganggu jiwa para penonton. Ari Aster mendorong film horor ke dalam daerah baru dengan gambaran luar biasanya mengenai warisan yang membawa malapetaka.

Hereditary menjadi film horor yang sangat dirayakan di Sundance Film Festival tahun lalu. Ketika tiba di bioskop, film yang memberikan pengalaman emosional yang sangat melelahkan ini mendapatkan ulasan beragam dari para penonton. Jika Anda tertarik dengan campuran teror eksistensial dan alamiah yang terlihat dalam Midsommar, Hereditary menjadi salah satu film yang harus Anda tonton. Terlebih karena film ini memperlihatkan pengisahan dan gaya visual Ari Aster yang begitu menarik.

In Fear (2013)

Sepasang kekasih berharap untuk membawa hubungan mereka ke jenjang berikutnya dengan menghadiri festival musik di pedesaan yang terpencil. Ketika malam mulai tiba, mereka semakin kesulitan menemukan tempat tujuannya. Hal tersebut pun meningkatkan ketegangan di antara mereka dan mereka menjadi semakin frustasi dengan satu sama lain akibatnya. Sayangnya, tersesat dalam perjalanan akan menjadi kekhawatiran mereka yang paling kecil. Karena seseorang yang misterius merusaha untuk menyiksa dan meneror sepasang kekasih tersebut.

Hal yang membuat In Fear dan Midsommar menjadi pengalaman menonton yang sangat menegangkan adalah bagaimana situasi mereka sebenarnya memiliki potensi untuk diisi oleh kebahagiaan yang sempurna. Hanya saja masalah-masalah dan teror mencekam perlahan membuat para protagonis tersiksa dalam pengalamannya. Entah bersama kawan-kawan, keluarga, atau pasangan romantis, kekhawatiran dalam perjalanan memiliki dampak yang unik dan menghancurkan bahkan terhadap hubungan yang sudah sangat kuat.

The Wicker Man (1973)

Suatu hari, seorang polisi menerima sebuah surat yang misterius. Setelahnya, ia pergi ke sebuah pulau terpencil tempat beradanya sebuah komunitas untuk menginvestigasi hilangnya seorang gadis muda. Di sana, sang polisi tidak bisa mendapatkan jawaban yang pasti dari para penghuninya. Ia juga terintimidasi sekaligus tertarik dengan kepercayaan spiritual komunitas ini dan bagaimana komunitas ini merangkul seksualitas. Ketika ia perlahan mendapatkan petunjuk, kisahnya justru menjadi semakin rumit dan menuju pada akhir yang mengejutkan.

Film original ini tidak sama dengan remake-nya yang dibintangi oleh Nicolas Cage. Film original The Wicker Man membantu memberikan standar untuk film-film horror folk setelahnya. Performa yang sangat kuat ditambah dengan narasi berlapis yang ada di dalam ini membantunya memberikan gambaran yang kuat mengenai kengerian yang bisa dilakukan orang-orang pada satu sama lain hanya untuk memuaskan kekuasaan yang lebih tinggi.

Insomnia (1997 / 2002)

Film satu ini awalnya adalah sebuah film Norwegia namun setelahnya dibuat ulang dalam versi Amerika. Berkisah tentang seorang detektif yang pergi ke sebuah kota kecil di atas lingkaran Arktik untuk menginvestigasi sebuah pembunuhan. Kisah ini perlahan berjalan ketika sedang musim panas dan di sana matahari tidak pernah terbenam. Hal tersebut mulai membuat sang detektif menjadi gila karena ia kurang tidur dan tidak bisa menghitung hari-harinya dengan baik. Di saat bersamaan, sang pembunuh menantangnya dan membuat kondisi psikologisnya semakin hancur.

Midsommar dan Insomnia sama-sama memberikan pengalaman yang mengejutkan. Hal tersebut tercapai karena kedua film ini menawarkan pengalaman yang tidak biasa. Ketika sebagian besar film horor memanipulasi cahaya dan bayangan dalam kegelapan untuk menambah kengerian, kedua film ini justru memiliki banyak adegan di bawah matahari terang. Kedua kisahnya juga sepenuhnya menggunakan kondisi pencahayaan yang dapat berdampak buruk bagi orang-orang yang tidak terbiasa namun juga tetap memberikan adegan yang menegangkan dan mengerikan.

Kill List (2011)

Kill List adalah film dengan percampuran beberapa genre. Berkisah tentang petualangan seorang pembunuh bayaran yang sedang melakukan pekerjaannya dengan target dan korban yang tidak mengetahuinya. Akan tetapi, sebuah pola aneh mulai muncul dalam kehidupannya. Karir sang pembunuh membawanya ke perjalanan yang jauh lebih aneh dibandingkan petualangannya yang sudah penuh kematian. Ia pun menemukan kuasa-kuasa yang lebih besar darinya tengah memanipulasinya seperti sebuah boneka.

Sepanjang film ini, Kill List berubah dari sebuah drama menjadi thriller laga lalu menjadi film horor, sebuah hidangan yang bisa dinikmati oleh semua orang. Setiap sang pembunuh bayaran menambah jasad yang ia jatuhnya, film ini semakin menjadi rumit. Membuka tabir bahwa setiap langkah yang dia ambil adalah bagian dari rencana besar yang jahat.

Possession (1981)

Berkisah tentang seorang mata-mata yang kembali pulang ke istrinya setelah misi yang sulit. Hubungannya dengan istrinya tengah renggang dan istrinya pun meminta untuk cerai. Ketika sang suami berharap untuk menyelamatkan hubungan mereka, juga memaafkan istrinya yang telah mencari pasangan baru, mereka sering melalui argumen-argumen keras yang semakin memisahkan keduanya. Berharap menemukan identitas pasangan baru istrinya, sang mata-mata menemukan sesuatu yang jauh lebih mengerikan dan menyeramkan dibanding apa yang dia bayangkan.

Meskipun film-film lain yang direkomendasikan dalam daftar ini dimulai sebagai drama hubungan yang berubah menjadi horor, Possession memberikan beberapa adegan yang paling mengerikan dari semuanya. Meski begitu, film ini masih bisa menjadi film drama hubungan utamanya. Bukannya mendorong para protagonis ke dalam situasi yang kelam, adegan-adegan mengerikan dalam film ini lebih berupa kiasan. Menciptakan interpretasi berbeda dari perasaan yang dialami ketika berpisah dan diikat dengan begitu kuat oleh performa luar biasa dari Isabelle Adjani dan Sam Neill.

Hour of the Wolf (1968)

Sebuah film dari sang sutradara sekaligus penulis naskah, Ingmar Bergman. Hour of the Wolf berkisah tentang seorang seniman dan istrinya yang sedang menuju pulau terpencil agar ia bisa berfokus dalam menggali kekreatifannya. Ketika pasangan tersebut mulai berjumpa dengan tetangga-tetangga yang aneh, keduanya mulai mendapatkan penglihatan-penglihatan yang mengganggu. Hal itupun membuat keduanya kesulitan memisahkan antara kenyataan dan fiksi.

Sama seperti Midsommar, film ini sebagian besar terasa seperti drama mengenai hubungan. Hanya saja dalam keduanya, hal-hal mengerikan perlahan namun pasti mulai memasuki kisahnya. Hour of the Wolf memperingatkan bahayanya hubungan dengan orang-orang narsis egois dan kengerian ketika ketakutan terburuk Anda sungguh ada di dalam dunia nyata.

Continue Reading

More in Film

To Top