Connect with us

SukaSinema

Penulis Naskah ‘Spider-Man: Far From Home’ Menimbang Pengaruh ‘Avengers: Endgame’

Film

Penulis Naskah ‘Spider-Man: Far From Home’ Menimbang Pengaruh ‘Avengers: Endgame’

Penulis Naskah ‘Spider-Man: Far From Home’ Menimbang Pengaruh ‘Avengers: Endgame’

Spider-Man: Far From Home adalah film pertama dalam Marvel Cinematic Universe setelah Avengers: Endgame. Oleh karena itu, film ini pasti akan sangat terpengaruhi oleh hasil akhir dari pertarungan melawan Thanos. Secara spesifik, kematian Tony Stark memiliki peran penting dalam kisah Peter Parker selanjutnya. Mengingat bagaimana mereka telah memiliki hubungan dekat sejak Captain America: Civil War hingga Avengers: Endgame. Ketika merakit naskah untuk Far From Home, Chris McKenna dan Erik Sommers harus bekerja sesuai kisah film-film Marvel sebelumnya. Terutama sesuai dengan Endgame.

“Pada dasarnya sudah ada sejak awal,” ujar McKenna mengenai pengaruh kematian Tony Stark dalam Spider-Man: Far From Home. “Kami sudah tahu kami akan melakukannya. Kami diberitahu bahwa ada hal-hal penting yang terjadi di Infinity War, dan memang benar. Mungkin mereka mulai syuting ketika kami mulai menulis naskahnya.”

Chris McKenna dan Erik Sommers sepertinya telah mengetahui hasil akhirnya lebih dulu ketimbang pemain dan kru lainnya. Mengingat mereka juga menulis naskah Ant-Man and The Wasp yang memiliki adegan post-credit sehubungan dengan jentikan jari Thanos.

“Lalu juga jelas ada dampak besar dari Endgame, dan kami sudah tahu itu,” lanjut Chris McKenna. “Karena kami mendengar apa yang terjadi di Endgame, tidak mungkin tidak ada reaksinya. Hubungan yang terbangun selama ini antara Peter dan Tony adalah hubungan yang pasti akan ada reaksinya. Jadi di saat bersamaan, mandat kami adalah, setelah film yang sangat kelam, kami harus memberi jalan dari Endgame. Kami harus membuat film yang semenyenangkan mungkin. Jadi kami diberikan mandat tersebut. Kami berusaha untuk sejujur mungkin merespon Endgame secara emosional namun juga bersenang-senang sebisa mungkin.”

“Jujur saja, kami sudah tahu. ‘Oh, kita bisa membuat film Spider-Man yang sangat ringan dan menyenangkan. Seperti Peter berusaha untuk bersenang-senang ke Eropa,” tambah Erik Sommers. “Namun pada akhirnya, dia membohongi dirinya sendiri. Kita juga membohongi diri sendiri jika berkata, ‘Oh, kita tidak perlu mengurusi Tony sama sekali.’ Sungguh sebagian besar film ini berkata, Anda tidak bisa kabur lagi, Anda harus menghadapi apa yang telah terjadi.”

“Film ini kebalikan dari Homecoming,” ujar Chris McKenna. “Di film pertamanya, ia sangat ingin menjadi Avenger dan membuktikan nilainya pada Tony. Jadi film ini menghargai Endgame. Artinya cara alami untuk karakter tersebut merespon rasa dukanya adalah dengan mempertanyakan kemampuannya. Karena sekarang ia tidak lagi memiliki mentor dan figur Ayah.”

“Jadi kami hanya menggalinya dan sungguh membongkar karakter tersebut sebaik mungkin,” lanjut McKenna. “Lalu saya pikir yang seru dengan film Spider-Man adalah MCU dan Sony mereka sungguh menyeimbangkannya. Keseimbangan antara menjadi seorang remaja, realita kehidupan remaja, dan tanggung jawab tinggal di MCU sebagai superhero.”

“Menyenangkan juga, seperti biasanya, untuk menggali sumber bahan dari komiknya,” lanjut McKenna. “Lalu hanya membaca banyak buku komik yang telah dibuat oleh banyak orang berbakat. Menikmati interpretasi mereka pada ketegangan yang selalu dirasakan Peter Parker. Berusaha untuk menjadi anak normal, berkencan dan semacamnya, namun juga menghadapi tanggung jawab besar sebagai Spider-Man.”

Continue Reading

More in Film

To Top